Berada dalam posisi nyaman, punya jabatan tinggi, bergaji
hampir puluhan juta, biasanya membuat seseorang tidak lagi memikirkan
idealisme. Kebanyakan orang justru akan mempertahankan posisinya seperti itu,
apalagi di tengah arus materialisme yang terus melanda umat manusia.
Namun berbeda dengan sosok pria satu ini, yang rela
melepaskan itu semua demi sebuah idealisme yang berasal dari pemahamanannya
tentang Islam. Sosok tersebut adalah Mohamad Fadhilah Zein, sosok manusia yang
telah malang melintang dalam dunia jurnalisme dan terakhir posisinya pernah
sebagai news producer untuk salah satu televisi nasional ternama yang ada di
Indonesia.
Bagi Fadhil – panggilan akrab beliau – pemberitaan media
massa tentang umat Islam sangat tendensius dan tidak berimbang. Media massa di
Indonesia, sengaja atau tidak tidak, telah bertindak zalim terhadap umat
terbesar di Republik ini. Dan inilah salah satu alasan utama dirinya lebih
memilih untuk mundur dari posisi nyamannya sebagai salah satu ‘petinggi’ di
media. Mungkin sebagian orang akan menganggap dirinya bodoh keluar dari
pekerjaannya, namun bagi Fadhil keberpihakan terhadap umat dan idealisme lebih
utama daripada jabatan dan harta yang berlimpah.
Pasca mundur sebagai new producer salah satu televisi
swasta, Fadhil yang telah lama merasa terjadi pertentangan batin di dalam
dirinya sewaktu melihat kezaliman media terhadap pemberitaan umat Islam
termasuk televisi tempat dia dulu bekerja, mulai mengumpulkan fakta-fakta dan
bukti kezaliman yang dilakukan media terhadap umat Islam. Dan akhirnya untuk
melampiaskan gejolak di dalam hatinya serta sebagai upaya mengedukasi
masyarakat tentang tidak adilnya media terhadap umat Islam, Fadhil memilih
membuat sebuah buku berjudul “Kezaliman Media Massa Terhadap Umat Islam.”
Dalam bukunya setebal hampir 200 halaman tersebut, Fadhil
memaparkan secara gamblang banyak kasus tentang bagaimana media massa
mainstream (baca: sekuler) ketika memberitakan segala sesuatu yang terkait umat
Islam. Hampir semua pemberitaan media massa arus utama tersebut selalu
menyudutkan umat Islam. Sebagai contoh pemberitaan kasus terorisme, FPI,
penyegelan gereja Yasmin dan lain sebagainya.
Tentu saja harus ada upaya dari umat Islam untuk mengcounter
semua pemberitaan yang cenderung banyak salahnya itu. Menurut Fadhil harus ada
revolusi media. Dan revolusi media tidak akan pernah terjadi di media arus
utama yang lebih sibuk dengan popularitas, rating dan uang. Dan revolusi media
itu, menurutnya ada di tangan jurnalis muslim dan media massa Islam. Karena
menurutnya media dan jurnalis Muslim lah yang seharusnya menjadi pembela Islam
dan umat Islam yang bekerja penuh dedikasi dan keikhlasan meski dihadapkan pada
banyak keterbatasan.
0 komentar:
Posting Komentar