LIMA
kali sehari, suara adzan selalu berkumandang di sekitar wilayah yang
mayoritas umatnya beragama islam. Selama masih di Indonesia, tampaknya
satu hal yang akan selalu hampir kita dengar setiap lima waktu dalam
setiap hari adalah suara adzan. Ya, dari Sabang sampai Merauke, kita
masih diberi kesempatan untuk mendengarkan adzan. Kecuali tentu saja di
beberapa daerah yang mayoritas penduduknya non-Muslim.
Adzan
merupakan media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap yang
Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad saw. Adzan juga
merupakan panggilan shalat kepada umat Islam, yang terus bergema di
seluruh dunia lima kali setiap hari.
Betapa mengagumkan suara adzan itu, dan bagi umat Islam di seluruh dunia, adzan merupakan sebuah fakta yang telah mapan.
Apabila
telah dikumandangkan, wajib hukumnya umat muslim di dunia untuk
melaksanakan sholat. Dibalik merdunya suara Adzan yang berkumandang, ada
keistimewaan tersendiri dari adzan, sehingga bagi muadzin (orang yang
menyerukan azan) sekalipun, Allah telah menjanjikan pahala kepadanya. Di
balik keistimewaannya, adzan juga menyimpan fakta yang mengagumkan.
1. Kalimat penyeru yang mengandung kekuatan dahsyat
Begitu
adzan berkumandang, kaum muslim yang benar-benar beriman dan bertakwa
kepada Allah akan segera bergegas ke masjid menunaikan salat. Tanpa
sadar syaraf akan memerintahkan tubuh untuk segera menunaikan salat.
Simpul-simpul kesadaran psiko-religius dalam otak umat muslim mendadak
bergetar hebat, terhubung secara simultan, dan dengan totalitas
kesadaran seorang hamba (abdi). Seakan suara khas adzan telah tertanam
dalam alam bawah sadar setiap muslim. Sehingga ketika mendengarnya,
indra-indra tubuh mereka lalu bergerak untuk salat. Suara adzan seakan
telah menyentuh fitrahnya untuk beribadah.
2. Banyak non-muslim yang menjemput hidayah setelah mendengar adzan
Banyak
kisah perjalanan hidup kaum mualaf hingga akhirnya menemukan hidayah
yang seringkali menyentuh nurani. Berbagai sebab mereka akhirnya masuk
Islam. Salah satu sebab yang sering terjadi adalah suara adzan yang
didengar mereka, telah menggetarkan hari dan kesadaran terdalam untuk
mengucap syahadat. Seakan fitrah Islam dalam diri mereka terbangkitkan
melalui alunan adzan itu.
Kementerian Urusan Agama Turki pernah
melansir sedikitnya 634 orang telah masuk Islam selama tahun 2011,
termasuk 467 wanita, yang berusia rata-rata 30 sampai 35 tahun, dan
berasal dari kebangsaan yang berbeda mulai dari Jerman, Maldiva,
Belanda, Perancis, Cina, Brasil, AS, Rumania dan Estonia. Mereka adalah
turis-turis yang tengah melancong ke Turki.
Di kota Kayseri Turki
sendiri, sedikitnya 14 orang telah masuk islam selama empat tahun
terakhir, termasuk 10 wanita. Grand Mufti kota Kayseri, Syaikh Ali
Marasyalijil menyebutkan umumnya mereka masuk Islam setelah tersentuh
mendengar alunan adzan.
Rapper papan atas Amerika Serikat,
Chauncey L Hawkins yang populer disapa Loon bahkan mengakui masuk Islam
setelah mendengar suara adzan saat dirinya tengah berkunjung ke Abu
Dhabi, Dubai.
Masih banyak lagi kisah menyentuh mualaf yang masuk Islam setelah mendengar alunan kumandang adzan.
3. Perintah adzan datang melalui mimpi
Pada
awalnya Rasulullah SAW tidak tahu dengan cara yang digunakan untuk
mengingatkan umat muslim bila waktu salat tiba. Ada sahabat yang
menyampaikan usul untuk mengibarkan bendera, menyalakan api di atas
bukit, meniup terompet, dan membunyikan lonceng. Semua saran itu
dianggap kurang cocok.
Hingga datanglah sahabat, Abdullah bin Zaid
yang bercerita jika dia mimpi bertemu dengan seseorang yang
memberitahunya untuk mengumandangkan adzan dengan menyerukan lafaz-lafaz
adzan seperti saat ini. Lalu dikabarkanlah perihal mimpi ini kepada
Rasulullah. Umar bin Khathab mendengar hal itu dan ternyata dia juga
mengalami mimpi yang sama. ”Demi Tuhan yang mengutusmu dengan Hak, ya
Rasulullah, aku benar-benar melihat seperti yang ia lihat (di dalam
mimpi)”. Lalu Rasulullah bersabda: ”Segala puji bagimu.” Rasulullah
menyetujui untuk menggunakan lafaz-lafaz adzan itu sebagai tanda waktu
salat tiba.
4. Dikumandangkan saat peristiwa-peristiwa bersejarah
Selain
digunakan untuk menandakan waktu salat tiba, adzan juga dikumandangkan
pada momen-memen penting dan bersejarah. Misalnya ketika seorang bayi
lahir. Selain itu, saat peristiwa penting dalam Islam terjadi, adzan
juga berkumandang. Ketika pasukan Rasulullah berhasil menguasai Makkah
dan berhala-berhala di sekitar ka’bah dihancurkan, Bilal bin Rabbah
mengumandangkan adzan dari atas Ka’bah.
Peristiwa lain, ketika
Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman yang mengakhiri
Kekaisaran Romawi Timur, beberapa perajurit Ottoman masuk ke dalam lalu
mengumandangkan adzan sebagai tanda kemenangan mereka.
5. Bilal tak kuat meneruskan adzan
Setelah Rasul wafat, Bilal tak kuasa lagi mengumandangkan adzan karena selalu menangis setiap kali mengingat Rasul.
6. Miliaran kali dikumandangkan sejak 14 abad lalu
Adzan
dikumandangkan 5 kali sehari. Semenjak adzan pertama kali
dikumandangkan 14 abad lalu hingga saat ini, tak dapat dihitung berapa
juta kali adzan telah berkumandang.
Anggaplah setahun 356 hari.
Jika 14 abad adalah 1400 tahun, maka 1400 tahun x 356 hari = 511000
hari. Dalam satu hari, adzan 5x dikumandangkan. Sehingga sedikitnya
adzan telah dikumandangkan 2.555.000 kali. Jika dalam satu hari ada 1
juta muslim di dunia yang mengumandangkan adzan, jadi adzan telah
dikumandangkan sebanyak 2.555.000.000.000 kali. Subhanallah!
7. Tak henti dikumandangkan hingga kiamat
Bumi
berbentuk bulat. Ini menyebabkan terjadi perbedaan waktu solat pada
setiap daerah. Ketika adzan telah selesai berkumandang di satu daerah,
maka selanjutnya adzan berkumandang di daerah lain.
Satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula Sumatera. Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.
Srinagar dan Sialkot
(sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama.
Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di
Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan
dalam waktu ini, adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum
berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan
waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar
selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah),
Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.
Perbedaan waktu antara
Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di
Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan
Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara
timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan
shalat dikumandangkan.
Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya)
terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan adzan sehingga
terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu,
kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad saw yang dimulai dari
bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik
setelah sembilan setengah jam.
Sebelum adzan mencapai pantai
Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur
Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan
begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam
kemudian, maka waktu Maghrib menyusul.
Begitu seterusnya adzan
terus berkumandang di bumi dan tidak pernah berhenti hingga kiamat
terjadi. Subahanallah.
0 komentar:
Posting Komentar